Hy~Read First~~ Oha!~~Akhirnya ke post jg wkwk maapkeun aku yg telat ngepost hehe pdhl mau nya pagi tadi tp malah ke tonton anime jd lupa ama waktu wkwkwk Jadi ini, aku ngepost-nya, 1 bab=1 post biar ga ribet dan terlalu panjang jg ntar. Nah, aku cuma ngasih tau aja yaa..mungkin bab ini..agak kurang..gmn gitu..kek ga ada konflik nya gitu. Nah jadi di novel nya itu, 1 konflik itu bisa di bahas sampe 4 bab, knp begitu? Soalnya aku liat kyk pas konflik liburan nya Charti ama Leo pas ke wilayah bagian barat yg lagi kekeringan. Nah itu, dibahas nya kira2 hampir 10 bab. Isi nya apa tuh jadi bnyk? Ya kyk gitulah, namanya novel pasti lebih di rinciin beda sama manhwa. Nah, jadi karna itu aku mutusin setiap minggu itu aku uploadnya 2/3 bab biar ga di dahuluin sama manhwa nya, kan kek percuma gitu wkwkw Okeh dah, maapkan jika ada kesalahan dalam kata2nya atau kek kurang pas gitu atau apalah wkwk aku baru nyobain pertama ini ngepost novel translate-an aku sendiri pdhl biasanya cuma buat diri sendiri aja wkwk Jd mohon dimaklumi hehe Jangan lupa tinggalkan jejak yakk~~ CERMINAN JIWA THE JUSTICE OF VILLAINOUS WOMAN BAB 97 Tiba-tiba pangeran melepaskan pegangan tangan kami. Ia menatapku dengan wajah yang muram lalu ia memindahkan ku ke sisi lain. Ia memegang erat pinggangku. Melakukan hal seperti itu tiba-tiba membuatku sedikit merasa kesal. Di sisi lain, aku merasa sedikit senang karna aku bisa sedikit bersandar pada tubuhnya. Yang kami lakukan sekarang ini, persis seperti pasangan yang sedang berada di klub malam walaupun bajuku tidak terlalu ketat. Tanpa sengaja, aku melihat Irene berada di belakang Pangeran. Tak kusadari, aku seperti sudah memancing hewan buas ke arahku. Lalu aku menatap ke arah Pangeran lagi dan ia masih menatapku. Tapi aku mulai merasa aneh, kenapa lampu kamar Irene masih menyala. Dan, kulihat itu seperti ada teras di lantai atas nya. Sudah cukup lama aku menatapnya, ia hanya bisa terdiam melihat kami. Ketika mata ku dan mata Pangeran kembali bertatapan cukup lama, ia mulai melonggarkan tangannya yang berada di pinggangku. Tapi, ia masih tidak mengalihkan pandangannya dariku. Matanya yang berwarna emas terlihat bersinar di kegelapan. Seperti matahari yang bersinar. Aku seperti sudah berada di dalam kurungan matahari itu. Dia terus menatap ku tanpa tahu ada yang mengetahuinya. *** Pagi berikutnya. Ketika aku bangun dari tidurku, aku sudah di lihatkan pemandangan jas Pangeran yang tergantung di dinding kamarku. Aku pikir aku sudah gila karna entah perasaan ku sedikit ada rasa yang membanggakan ketika jas itu tergantung di dinding kamarku. Aku melemparkan pandangan ku ke arah pelayan. Pelayan itu menatapku seolah-olah tak tahu bahwa aku sebenarnya dari tadi bukan menatapnya melainkan menatap Jas pangeran yang dibelakangi oleh pelayan itu. Lalu aku memandang bunga yang terletak di atas meja, bunga itu terlihat sangat bagus. Entah kenapa aku sedikit merasa tidak enak ketika Pangeran memberiku bunga itu, Bunga Rubian Rose. Walaupun saat itu bunga nya mekar. Pengasuh sedang menuangkan air ke bunga itu dan sedikit bersenandung..apakah ada sesuatu hal yang baik pada pengasuh itu? Sebentar, bukan seharusnya ketika aku bangun pengasuh itu melayani ku bukannya malah merawat tanaman itu? “Pelayan..” “Ya, nona?” Suara itu sedikit terdengar genit menurutku. Ia pun menatapku. Sedangkan aku, di situasi yang berkebalikan dengannya. Lentera yang di bawa oleh pelayan itu terlihat sama dengan yang malam tadi. Padahal malam tadi Pangeran mengantarku sampai depan tapi, pelayan itu aku akan mengira ia akan banyak bertanya tapi, ia malah terdiam melihat kami berdua. Ia hanya menatap kami lalu mengangguk. Tapi itu rasanya lebih tidak nyaman. “Kenapa jas itu tergantung di sana?” Tanyaku lalu menyuruh pengasuh itu menjawabnya. Ia pun menjawab dengan lancar seolah-olah sudah mempersiapkan jawaban untuk itu. “Lalu dimana saya harus meletakkanya? Apakah saya harus menyimpannya di lemari nona?” Bahkan jika aku tidak mempunyai satu pun lemari maka kau harus menyimpan itu di lemari! Apakah aku harus ketika aku membuka mataku lalu langsung dihadapkan dengan jas itu? Eum! Pangeran menghabiskan waktunya malam tadi di kamarku! Tapi tak masuk akal jika pangeran berlama-lama di kamarku! Wajah Pangeran tiba-tiba muncul di pikiranku. Sial, kebiasaan itu tidak ada di dunia ini. Kamar pribadi ya adalah kamar pribadi! Tapi kenapa orang itu dan jas nya ada disini…! Tak ada masalah malam tadi tapi, kenapa aku merasa sial sekarang ini. Irene bukanlah kekasihnya yang sebenarnya, tadi malam aku tidak sedang menjadi orang ketiga di antara mereka tapi malam tadi perasaan pangeran adalah yang sesungguhnya..ya seperti itu. Aku malam tadi bukan maksud untuk mengintimidasi Irene. Aku hanya bersikap seolah-olah aku adalah kekasih yang baik dan berniat ingin menjadi permaisuri selanjutnya. Jika kupikir-pikir lagi, aku seperti sudah menggoda Pangeran. Tapi pertanyaan nya adalah apakah aku akan terus bersikap seperti aku sedang menggoda Pangeran. Sama seperti kami saat bermalam di Severida, ketika itu ia mabuk dan tanpa sadar aku melakukannya. Pangeran, ia sangat lemah dengan alkohol. Malam itu, matanya terlihat sangat seperti orang yang sangat mabuk dan… “WAAAA!!” Apa yang sebenarnya kupikirkan? Sadarlah! Tubuh Chartiana ini masih berumur 18 tahun dan masih perawan! “No-nona??” Aku sedikit mendengar panggilan dari pelayan tapi aku tak menghiraukannya. Meski aku bangun tanpa baju yang berantakan. Pelayan itu memegang kepalaku. “Nona, tolong sadarlah!” Aku sedikit merasa tak enak dengannya. Pelayan sangat terlihat mengkhawatirkan ku. Setelah lamunan yang cukup lama, akhirnya aku sedikit sadar. “Kembalikan itu segera..” Pelayan tampak ragu-ragu ketika mendengar suaraku. Bahkan jika pangeran mengira aku tidak menyukainya, kau pikir aku akan senang menyimpannya seperti pajangan? Aku pun memandang pelayan itu “Bukankah kemarin kau sudah mencucinya kan? Segera kau kembalikan itu padanya.” Jas ini harus ku singkirkan dulu karna ia penyebab semua hal sekarang ini terjadi. Ini akan menjadi sejarah kelam ku lagi.. Saat aku melihat ke arah jas itu, aku dengan jelas merasakan hal itu. Bukan, sebenarnya itu tak terlalu jelas tapi aku harus mengetahui kebenarannya. Astaga…aku memalingkan pandanganku itu dari Jas. Aku harus berpikiran postif mulai sekarang. “Saya sudah mencucinya” Pasti ia langsung mencucinya karna itu terkait Pangeran. Sekarang aku bisa mengembalikan itu sekarang. Lalu, Pelayan itu menatapku seolah bertanya kepadaku Kenapa tidak nona saja yang mengembalikannya?’ Tak lama , pelayan itu mengagguk “Ya, saya akan mengembalikannya” Dia menatapku seolah ia masih tidak percaya dengan dirinya “Kenapa tidak nona saja yang mengembalikannya?” Tentu saja, ia pasti bertanya seperti itu. Aku hanya tidak ingin mengembalikannya sambil membawa pikiran negatif kepadanya. Karna aku tak ingin mengembalikan nya sendiri. “Saya sebenarnya tidak berani menyentuh maupun mengembalikan pakaian ini ke Pangeran karna pakaian ini kan sebenarnya di pinjamkan ke nona maka seharusnya nona yang mengembalikannya” Aku tidak tahu lagi harus mengatakan apa, aku tidak bisa menyangkal pertanyaan itu. Ya, memang seharusnya aku yang mengembalikannya terlebih ia hanya seorang pelayan. Ketika aku berduaan dengan pangeran, kami sama sekali tidak mementingkan aturan lagi. Tapi, akan berbeda jika itu dengan orang lain. Aku menghela nafasku lalu menatap ke jas itu. Aku berpikir negatif lagi..sepertinya aku harus membuang pikiran negatif itu. Ah, sepertinya hal ini bagus untuk membuat rumor untuk Irene. Aku akan mencoba untuk membuat orang-orang berpikir aku sudah liburan dengan Pangeran. Aku ingin begitu tapi…kenapa aku malah jadi malu sekarang ini? Kenapa juga aku harus melakukan seperti itu? Ah, rasa nya ingin mati saja. “Jadi nona harus memberikan ini langsung ke pangeran” Ia mengatakan itu dengan bersemangat sedangkan aku kebalikannya. Aku menatapnya pelayan itu, pelayan itu malah menggelengkan kepalanya “Kenapa? Bukankah lebih baik langsung bertatapan muka. Bagaimana jika Pangeran mengira kau meninggalkannya…” Deg. Tentu saja ada kejadian yang seperti itu tapi itu bukan, tapi Charti. Aku kembali memandang pelayan ku tapi, sepertinya kata-kata itu masuk akal. Pelayan itu mulai membersihkan tempat tidur. Tapi, aku masih mengantuk…bukankah aku seharusnya bersiap-siap untuk pergi? Untung nya pelayan itu tidak menyuruhku langsung pergi pagi itu juga. Huft..pasti Pangeran saat itu juga sedang sibuk. Aku memukul pipiku lagi untuk menyadari diriku sendiri dan melihat dokumen itu lagi. Aku harus bekerja dan menyelesaikannya dengan baik. Awal nya niatku memang seperti itu tapi, setelah berbincang-bincang dengan pangeran, kupikir keputusanku ini semakin kuat. Aku menghubungi Albert dengan komunikator yang diberikan oleh Pangeran dan tiba-tiba muncul cahaya dan mengeluarkan hologram. Dan kulihat, Albert sedang makan. Albert langsung menghubungkan komunikasi dengan cepat dan juga penampilannya dengan kantung mata hitam di mata nya. “Putri Kyle?” “Ah..maafkan aku. Aku lupa perbedaan waktu disana.” Di bagian barat, saat itu belum pagi. Ternyata sudah lamanya aku tinggal di sana, sekitar 1 bulan yang lalu membuatku lupa waktu disana. Albert lalu menggelengkan kepala nya dengan senyuman di wajahya. “Tak apa-apa. Wajah anda tampak bersinar saat ini, apa ada suatu hal yang baik terjadi? Dan juga saya tidak menyangka anda akan menghubungi saya.” “Karna aku mendadak menghubungimu, terlebih sekarang kau sedang makan jadi aku akan menghubungi mu lagi.” Aku hendak memutuskan komunikasi ku dengan Albert tapi, ia menahannya” “Tak apa! Sebentar lagi saya selesai makan juga. Biasanya ketika orang lain menghubungi saya secara mendadak, saya sedang makan juga. Oh ya, bagaimana kabar anda?” Albert menanyakan itu dengan wajah nya yang terlihat senang. Hal itu terlihat ia tampak membuatnya senang. Ah..seperti nya aku ada kelupaan. Ah, benar. Ia adalah seorang utusan dari Kekaisaran. Ia pasti sekarang berada di Istana. Karna di tempat itu saat pagi adalah jam sibuk. Sangat jelas, sekarang ia pasti sedang bekerja. Aku pikir ia sedang mengerjakan sesuatu yang penting. Aku merasa menyesal pada nya karna itu. Tapi satu-satunya yang membuatku paling tak nyaman adalah alasan aku menghubunginya karna untuk pekerjaan padahal dia sedang bekerja juga. “Aku baik-baik saja, tapi aku merasa khawatir dengan pekerjaanmu” Aku mencoba menutupi rasa menyesalku dengan senyuman lalu Albert menjawabnya dengan senyuman cerah nya. “Sekarang setelah nona datang kesini, keadaan nya jauh lebih baik. Mungkin anda akan terkejut melihatnya.” “Benarkah? Aku ingin jadi bertemu denganmu disana.” “Memang agak sulit untuk berharap hasil nya yang baik…Butuh waktu untuk kembali ke keadaan yang benar-benar baik, tapi hal ini sudah dianggap sebagai pemulihan yang cepat. Saya pikir perlu waktu yang lama untuk mnegembalikan keadaan disini karna kekeringan yang panjang itu. Ini semua berkat Anda.” “Aku hanya punya beberapa solusi saja. Kalian lah yang paling bekerja keras saat di lapangan.” Suasana itu menjadi hangat karna kami saling memuji. Ini adalah momen yang pas untuk membicarakan itu. “Apa yang sebenarnya anda bicarakan? Anda kan memang seorang ahli tanaman yang hebat dan juga wawasan anda sangat luas untuk kekeringan. Anda itu sangat jenius!” Aku senang mendengar ucapan nya, sangat sulit mencari agar orang-orang mengatakan kau jenius. Aku pun tidak punya kekuatan itu. Aku hanya mendapatkannya di kehidupanku sebelumnya. Aku mencoba bersiap-siap untuk berbicara yang sebenarnya, jika aku ditolak maka aku akan menggunakan pengalamanku sebelumnya. “Eumm..sebelumnya, apakah kau ada waktu?” “Eh? Wa-waktu saya?” Aku melihat ekspresi nya yang sedikit malu. Itu merupakan ucapan yang untuk keadaan mendesak sekarang..menurutku yaitu mengubah topik. “Ha-hanya saja, anda seorang Regina…bukannya aku tidak menyukai itu. Aku hanya merasa tidak enak jika anda menanyai orang seperti saya tapi, aku ber terima kasih untuk itu walaupun saya agak sedikit malu..” Apa maksudnya? Ia tidak menyukai ku?? To Be Continued
KomentarArtikel : Wisdom Motivation HATI ITU CERMINAN JIWA DAN DIRIMU Dikala kita mencaci orang, itu sama saja anda memindahkan hatimu yg penuh caci mak
Hy~~ReadFirst~~Dan ternyata tetap juga late aku upload ini haha Maap2 yaaaD Soalnya aku ada project manhwa sama novel juga..jadi yaa, aku sempetin lah buat nerjemahin ini biar ga terlalu telat hehe Oh ya, aku sempat bingung sama salah satu kata yaitu 서곡창’ kalo yang aku tau itu kayak membuka pertemuan gitu, saking ga percayanya aku jadi aku search di google dan ternyata emang kayak ngebuka pertemuan gitu. Tapi aku masih ragu karnakan itu jadi tugasnya Chartiana, masa sih saking jahatnya sampe kek gitu ke Chartiana. Jadi yaa disitu ku artiin sebagai Pembuka Pertemuan’ maap yaa kalo misalkan salah, aku hanya manusia biasa dan belum pro juga hehe Oke lah silahkan dicomel chapter 65 semoga pada dimengerti yaaa, jangan lupa like,follow dan komen yaa~
WeOsE. oeh4cw0jpr.pages.dev/344oeh4cw0jpr.pages.dev/518oeh4cw0jpr.pages.dev/564oeh4cw0jpr.pages.dev/569oeh4cw0jpr.pages.dev/189oeh4cw0jpr.pages.dev/532oeh4cw0jpr.pages.dev/442oeh4cw0jpr.pages.dev/192
baca komik cerminan jiwa